Hi guyz, gw baru saja mengkhatamkan salah satu novel Tere Liye berjudul Moga Bunda Disayang Allah, sebuah novel yang bercerita tentang seorang gadis kecil, usia 6 tahun, yang memiliki keterbatasan fisik sejak usia 3 tahun: buta, tuli, dan bisu. Tidak mengenal dunianya. Terputus komunikasi. Perjuangannya untuk belajar mengenal dunianya, Ayah, Bundanya dengan dibantu oleh seorang lelaki berhati malaikat, Karang namanya.
Dan kali ini gw mau share kutipan2 dari novel tersebut. Please enjoooy 🙂
“Apakah hidup ini adil? Ya, hidup ini selalu adil. Kamilah yg terlalu bebal, terlalu bodoh untuk mengerti.” Tere Liye
“Perasaan yg terpendam juga bisa dibilang doa, kan?” Tere Liye
“Ya, hidup benar-benar paradoks…” Tere Liye
“20 tahun dari sekarang, qt akan lebih menyesal atas hal2 yg tidak pernah qt lakukan, bukan atas hal2 yg pernah qt lakukan meski itu sebuah kesalahan.” Tere Liye
“Ada yg utuh memiliki seluruh panca inderanya, tapi tak sekejap pun peduli dan bersyukur …” Tere Liye
“Kata bijak itu benar sekali, terlalu mencintai seseorang justru akan membunuhnya…” Tere Liye
“Tahukah Tuan hal yang paling menyedihkan di dunia ini? Bukan! Bukan seseorang yang cacat, memiliki keterbatasan fisik, bukan itu! Melainkan seseorang yang sehat, normal, sesempurna fisiknya, tapi justru memiliki keterbatasan akal pikiran. Bebal. Bodoh.” Tere Liye
“Kalian rindu tapi juga takut dengan kemungkinan sebuah pertemuan.” Tere Liye
“Tapi tahukah kalian, ada yang bisa membuat kalian bertingkah lebih kelakuan seorang ‘pemabuk’: berpikir. Proses berpikir yang hebat, apa yang kalian pikirkan tak kunjung menemukan kesimpulan.” Tere Liye
“Janji kehidupan yang lebih baik selalu tergenggam di tangan kanak2.” Tere Liye
“Mengapa manusia bangga sekali dengan perbedaan. Kasta. Kemuliaan. Yang 1 lebih hebat, lebih dihargai, lebih segalanya, sementara yang lain tidak..” Tere Liye
“Padahal bukankah semua pembeda itu hanya semu. Tidak hakiki. Ketika waktu menghabisi segalanya, bukankah seluruh manusia sama..” Tere Liye